Saturday, January 14, 2017

Tugas IBD 4. Manusia dan Penderitaan. Kelompok 6


MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR


MANUSIA DAN PENDERITAAN”






DISUSUN OLEH :
RATU SEGA PRADITA (16216104)
NUGRAHA SYAHPUTRA (15216517)
REVINA (16216231)




KELAS 1EA31
FAKULTAS EKONOMI
DOSEN : ARI MUHARIF




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Jakarta, Januari 2017



Penyusun














DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan …. 4
I. 1 Latar belakang … 4
    1. Rumusan Masalah 5
    2. Tujuan Masalah 5
Bab II Pembahasan
II.1 Pengertian Penderitaan ..... 6
II.2 Contoh – contoh penderitaan …............................................................... 7
II.3 Pengertian Siksaan …............................................................................... 9
II. 4 Pengertian Phobia dan macam – macam Phobia ….............................. 10
II. 5 Jenis siksaan psikis … 11
II. 6 Penyebab ketakutan mental …................................................................ 11
BAB III. 1 Penutup …....................................... 13
III.2 Saran ..... 13
Referensi …................................................................................................................... 14




















BAB I
PENDAHULUAN


    1. Latar Belakang
Penderitaan adalah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Disepakati bahwa penderitaan bermula saat Adam (manusia pertama) menginjakkan kakinya, dia harus merasakan penderitaannya untuk mencari Hawa di muka bumi karena mengabaikan perintah Tuhan untuk tidak memakan buah terlarang di Surga, yang diceritakan oleh beberapa kitab, sebuah tempat yang mengabulkan segala permintaan Adam dan Hawa. Adam harus bertahan hidup di bumi dan menyelesaikan segala permasalahan dengan tangannya sendiri. Penderitaan pun berjalan seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Di beberapa kitab suci, terdapat beberapa orang yang diangkat menjadi nabi / rasul namun tetap menerima ujian dari Yang Maha Kuasa. Lalu penderitaan pun diterima di masyarakat. Sama hal nya dengan kebahagiaan, orang – orang harus menerima penderitaan sebagai salah satu mata rantai yang tak terpisah. Bahkan beberapa masyarakat menganggap bahwa penderitaan merupakan awal dari kebahagiaan yang lebih besar.
Sebagai contohnya adalah peradaban Yunani. Peradaban Yunani memuja sikap kepahlawanan. Ada banyak cerita tragedi yang berkembang di dalam peradaban ini. Semua kiranya bertema satu hal, bahwa hidup penuh ketidakadilan dan penderitaan, namun manusia harus menghadapi semuanya dengan keberanian, ketulusan dan sikap pantang menyerah.
Di dalam tradisi Filsafat Eropa, sikap kepahlawanan ini direnungkan secara mendalam di dalam pemikiran Albert Camus, filsuf Prancis. Ia berpendapat, bahwa hidup manusia itu, pada dasarnya, absurd. Tidak ada makna di balik semua ini. Orang jahat tambah kaya dan berkuasa. Sementara, orang baik tetap miskin dan terhina. Absurd.
Ketidakadilan tampak sepanjang mata memandang. Anak kecil tak berdosa mati menggenaskan dihempas tsunami di Aceh, atau terkena bom teroris. Penyakit mematikan menggerogoti tubuh jutaan orang, tanpa ada obat yang bisa melawannya. Namun, ini bukan berarti, bahwa manusia harus menyerah. Sebaliknya, orang justru harus tegak berdiri, dan menghadapi segala yang terjadi dengan keberanian. Orang harus terus berjuang, walaupun ia sadar, bahwa ia akan kalah. Absurditas kehidupan haruslah dihadapi dengan tekad membara sekeras baja. Bahkan, Camus menyarankan, bahwa kita harus terus berusaha untuk mengerti dan mendapatkan manfaat di balik segala penderitaan yang kita alami.

    1. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan penderitaan?
b. Apa saja contoh – contoh penderitaan?
c. Apa yang dimaksud dengan siksaan?
d. Apa pengertian dari phobia dan apa saja macam – macam phobia?
e. Apa saja jenis dari siksaan yang bersifat psikis?
f. Apa yang menyebabkan ketakutan mental?
    1. Tujuan masalah
a. Agar pembaca dapat mengerti akan pengertian dari penderitaan
b. Agar pembaca tahu contoh – contoh penderitaan
c. Agar pembaca tahu pengertian dari siksaan
d. Agar pembaca tahu pengertian dari phobia dan macam – macamnya
e. Agar pembaca tahu jenis – jenis dari siksaan yang bersifat psikis
f. Agar pembaca mengetahui penyebab dari ketakutan mental








BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pengertian Penderitaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia derita adalah sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung dalam hati. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta artinya menahan atau menanggung. Maka penderitaan  artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Penderitaan dalam kehidupan manusia sering terjadi seiring berkembangnya kehidupan manusia tersebut. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Semakin berkembangnya kehidupan manusia maka akan semakin kompleks juga penderitaan yang akan dihadapi manusia. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya tersebut yang menjadi suatu penyelesaian masalah dalam hidupnya.
Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Manusia lebih menyukai kenikmatan. Sedangkan penderitaan sangat di hindarkan, dalam suatu kehidupan manusia. Seseorang pasti akan merasakan penderitaan bagaimanapun jenis dan bentuknya.
Penderitaan fisik yang dialami manusia tentu dapat diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan penderitaan tersebut. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "resiko" pada sesoeorang yang hidup. Sehingga mau atau tidak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Penderitan dan kenikatan manusia/seseorang dengan menyukai atau tidaknya sesuatu. Jika manusia tersebut suka makan ia akan menikmati apa yang sedang dia rasakan. Sedangkan jika dia tidak menyukai maka dia akan merasa menderita dengan apa yang ia rasakan. Penderitaan yang selalu di hadapi oleh manusia bermanfaat untuk menjadi bahan instropeksi diri masing-masing manusia. Selain menjadi bahan instropeksi dapat pula menjadi suatu pengalam seseorang untuk menjadi manusia yang lebih bijak. Penderitaan tidak selalu merugika untuk yang merasakan. Mental seseorang sangat berperan penting untuk menghadapi penderitan yang sedang di alami. Selain mental yang kuat peran orang sekitar manusia juga sangat berperan untuk menyelesaikan penderitaan dan juga memberikan dorangan motivasi serta jalan keluar untuk menyelesaikan penderitaan seseorang.
II. 2 Contoh – contoh Penderitaan
Penderitaan terbagi menjadi dua golongan yaitu penderitaan secara fisik dan penderitaan secara batin (psikis). Penderitaan setiap orang berbeda – beda, tapi tetap saja, pada saat orang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun secara psikis mereka tidak akan mengalami kebahagiaan, berikut adalah penderitaan yang dialami berdasarkan golongan usianya:
  1. Anak – anak
  • Perdagangan Anak (Human Trafficking)
Di negara Eropa dan Afrika banyak anak yang diculik kemudian diperdagangkan, tindakan ilegal ini banyak terjadi di kota – kota besar. Karena ketidakberdayaan anak untuk melawan kekerasan dan paksaan, maka anak – anak dibawah umur lah yang kerap kali menjadi incaran perdagangan. Pada kasus ini si anak yang menjadi korban akan mengalami penderitaan secara fisik maupun psikis.
  • Anak di Negara yang terjajah
Seperti yang diketahui negara di Timur Tengah selalu mengalami konflik dan perang yang berkepanjangan. Sehingga menimbulkan keterpaksaan pada anak dibawah umur untuk ikut berperang membela negara. Anak yang harusnya masih merasakan bangku sekolah kini harus berani memegang senjata demi memperjuangkan negaranya.
  • Korban Perceraian
Anak yang menjadi korban perceraian akan mengalami penderitaan secara batin (psikis) karna keharmonisan yang diharapkan untuk kedua orangtuanya sudah tidak ada lagi, si anak harus memilih salah satu diantara kedua orangtuanya, tentunya ini akan membingungkan dan memberatkan mental anak.
  • Kekerasan pada Anak (Child abuse)
Sekarang sering kali didapati banyak orangtua yang melimpahkan kekesalan dan kemarahannya pada Anak, sungguh sangat miris, para orangtua tersebut tidak segan – segan untuk memukul dan menghajar Anak hingga Anak tidak berdaya. Tentu Anak sudah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun penderitaan batinnya.

  • Eksploitasi pada Anak
Sering sekali didapati di lampu merah banyak Anak – anak dibawah umur yang harusnya masih sekolah malah harus berjualan, yang sangat prihatin banyak Anak di lampu merah yang sudah berat membawa barang jualannya bahkan harus menggendong adiknya juga yang masih kecil, beban itu bahkan melebihi ukuran badannya yang kecil.
  1. Remaja
  • Di afrika dan nigeria, penderitaan dialami para remaja berumur 16-19 tahun. Dia dipaksa untuk menikah dengan para pemberontak di negara mereka.
  • Di negara berkembang, banyak remaja pria atau wanita yang bekerja menjadi tenaga kerja keluar negri untuk menafkahi keluarganya. Ini juga merupakan penderitaan bagi remaja tersebut. Dimana harusnya di usia produktif harusnya mengenyam pendidikan yang layak.
  • Selain itu, banyak remaja wanita jaman sekarang yang hamil diluar nikah. Inijuga merupakan suatu penderitaan. Dimana ia harus menerima dan merawat bayi yang dikandungnya sementara ia masih mengenyam bangku pendidikan. Belum lagi jika pihak laki tidak mau bertanggung jawab dan lari begitu saja.
  1. Orang Dewasa atau Orang Tua
  • Menganggur
Susahnya mencari pekerjaan pada orang dewasa dapat menimbulkan penderitaan batin bagi si pengganggur karena tidak dapat mencari nafkahnya sendiri.
  • Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Perselisihan yang terjadi antara suami dan istri terkadang dapat menimbulkan KDRT, peristiwa ini dapat menimbulkan penderitaan fisik dan penderitaan batin, bisanya hal ini banyak diderita oleh kaum wanita.
  • Ditinggal oleh Pasangan
Bagi orang dewasa yang ditinggal oleh pasangan secara bercerai maupun ditinggal karena meninggal akan mengalami penderitaan secara batin.

Itu adalah beberapa contoh penderitaan secara fisik maupun penderitaan secara batin yang dialami Orang dalam kehidupan sehari – hari berdasarkan usianya, masih banyak penderitaan lain yang saling berbeda yang dialami oleh setiap Orang, bahkan Anak kembar sekali pun memiliki penderitaan yang berbeda.
Selain penderitaan yang digolongkan berdasarkan usia, ada juga penderitaan yang digolongkan berdasarkan penyebabnya, berikut penderitaan yang dirasakan berdasarkan penyebabnya :
  1. Penderitaan karena Manusia
  • Perpisahan antara pasangan
Pasangan yang berpisah karena apa pun masalahnya akan menimbulkan penderitaan batin bagi yang ditinggalkan.
  • Bullying
Bullying biasanya sering terjadi dikalangan remaja, biasanya bullying itu berupa kekerasan ataupun pelecehan terhadap diri seseorang, biasanya remaja yang menjadi korban bullying enggan untuk masuk sekolah karena merasakan penderitaan fisik terutama penderitaan batin.
  • Penganiayaan
Banyak terjadi pada Asisten Rumah Tangga (ART) banyak ART yang disiksa dan dianiya karena kerjaanya tidak memuaskan, maka si ART tersebut telah mengalami penderitaan fisik.
  1. Penderitaan karena kehendak Tuhan
  • Orang yang sudah ditakdirkan dari lahir mangalami kecacatan, seperti tidak mempunyai kaki atau tangan, atau tidak bisa melihat.
  • Orang – orang yang harus mengungsi karena bencana alam seperti tsunami, dan gunung meletus.
II.3. Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit yang bertujuan menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasibalas dendamhukumansadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata.
II.4 Pengertian Phobia
Kata “phobia” berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates. Phobia merupakan suatu situasi dimana seseorang bertindak irasional  dan mempunyai ketakutan yang besar akan sesuatu. Biasanya seseorang  yang mempunyai phobia akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu.
Phobia biasanya disebabkan oleh seseorang yang mengalami trauma masa lalu. Rasa trauma tersebut membekas didalam kesadarannya. Karena katakutan yang sangat, rasa truma ditekan samapai pada wilayah ketidaksadaran. Sampai dalam tahan ini, phobia yang menentukan. Meski berada di wilayah ketidaksadaran, rasa trauma ini sangat dominan mempengaruhi perilaku dan berfikir. Karena saking dominannya, kesadaran seseorang tak akan mampu untuk mengontrol trauma. Jadilah, trauma tersebut menjadi phobia yang menjangkiti teridap seumur hidunya.

Untuk beberapa kasus, phobia mudah untuk diketahui. Karena sifat dan bentuknya mudah untuk dikenali. Misalnya, phobia terhadap ruang sempit, orang yang phobia terhadap ruang sempit dapat disebut juga dengan claustrophobia. Biasanya orang yang mengalami claustrophobia tidak akan mau masuk ke fitting room, atau ruang – ruang sempit lainnya karena dia bisa saja mengalami sesak napas bahkan kejang karena ketakutan. Jadi, phobia bisa diketahui saat teridap menjumpai pada obyek, atau situasi yang ditakuti.




Secara umum, phobia terbagi menjadi 3 macam.

  • Pertama, ketakutan untuk ketika berada pada situasi dan berada ditengah-tengah masyarakat. Rasa takut itu muncul saat berinteraksi dengan orang lain.
  • Kedua, phobia yang muncul ketika berada di suatu tempat tertentu. Baik berada di dalam atau diluar ruangan. Seperti pada contoh yang dijelaskan diatas.
  • Yang ketiga, phobia terhadap benda atau makhluk hidup. Seperti phobia dengan kucing yang biasa disebut dengan Ailurophobia
II. 5 Jenis – jenis Siksaan yang Bersifat Psikis
Tiga Siksaan bersifat Psikis :
  • Kebimbangan
Siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
  • Kesepian
Merupakan perasaan sendiri yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri. Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia.
  • Ketakutan
Suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia.Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.
II. 6 Penyebab Seseorang Ketakutan
  • Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
  • Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
  • Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jembatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
  • Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
  • Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit misalnya yang dialami seseorang yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
  • Kegagalan seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
  • Takut Dengan Masa Depan, keadaan dimana seseorang takut dengan keadaannya yang akan terjadi di masa yang akan datang, takut jika keinginannya tidak bisa terpenuhi di masa yang akan datang.
  • Takut Kematian, semua orang tentu takut pada kematian, takut jika semasa hidupnya dia belum bisa berbuat apa – apa tapi sudah dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Esa, takut belum mempunyai bekal di akhirat nanti.
  • Takut Kehilangan Orang Yang Dicintai, manusia sejatinya memiliki pasangan, keluarga, dan kerabat yang sangat disayangi, banyak ketakutan yang timbul pada manusia jika mereka kehilangan orang yang dicintai maka orang tersebut akan merasa tersiksa dan sulit menjalani hari – harinya.






BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Penderitaan sama juga dengan kebahagiaan adalah dua sisi tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, tercatat banyak cerita akan penderitaan manusia, dari pemerkosaan, penipuan, pencurian,perbudakan dan lainnya lagi. Namun di balik cerita penderitaan yang tiada henti tersebut, terdapat orang – orang yang berhasil bertahan hidup bahkan melawan segala penderitaan yang menimpanya. Hingga akhirnya orang – orang tersebut menjadi panutan masyarakat dan pembelajaran bagi peradaban setelahnya untuk tidak mengulangi hal yang sama kembali. Setiap kisah merupakan mata rantai untuk cerita selanjutnya dalam bayangan kehidupan ideal yang dimimpikan oleh setiap manusia. Namun kehidupan ideal setiap manusia berbeda dengan manusia lainnya sehingga muncullah pertikaian dan perselisihan, dan selama manusia bernafas, sifat ketidak puasan manusia akan selalu ada, dan penderitaan pun terus terjadi karena keinginan manusia yang terkadang berbenturan dengan kenyataan. Setiap lapisan masyarakat baik muda dan tua pun akan tetap menghadapi penderitaan.
Salah satu contoh penderitaan adalah phobia dan ketakutan. Ketakutan tercipta dari ketidaksukaan seseorang akan sebuah situasi atau benda dan makhluk hidup yang punya potensi untuk mengancamnya, dan phobia adalah ketakutan yang berlebihan atas hal – hal khusus yang tidak disukai penderitanya.
Dalam menghadapi penderitaan, masyarakat pun berkembang. Di era modern saat ini, banyak diberikan penghargaan kepada individu yang berhasil bertahan dari penderitaan atau bahkan melawannya dan menjadi contoh bagi masyarakat. Penghargaan tersebut menjadi prestise, penawar, bahkan tujuan hidup bagi tiap penerimanya. Tapi selain itu, yang paling penting penghargaan tersebut menjadi simbol bahwa penderitaan bukanlah hal yang harus ditakuti tetapi harus dihadapi dan diterima sebagai bagian dari kehidupan yang membuat manusia tumbuh.
III. 2 Saran
Saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain :
a. Kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi meningkatkan kualitas tulisan penulis
b. Kepada rekan-rekan mahasiswa untuk dapat menerapkan pengetahuan yang diberikan dalam makalah ini dalam kehidupan demi kebaikan masyarakat.


Referensi :